NATRIUM / SODIUM (Na)
A. Pengertian
Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan
ekstraselular. 30-40% natrium ada di
dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel (intraseluler)
dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara
lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung
banyak natrium.
Di dalam
produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam
seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam
bentuk ion sebagai Na. Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na ) atau
ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum
kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan
3.3-4.0 gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh
dapat dikeluarkan melalui urin & keringat.
Hampir
semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body
tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na ) merupakan kation utama di dalam
cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L.
Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan
konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.
Sebagai
kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga
keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot
dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal,
natrium (Na ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl ) akan memberikan
kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan
ekstrasellular.
B. Absorbsi dan Metabolisme
Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari)
diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorbsi secara pasif
(membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah
keginjal. Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah
yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan
natrium yang jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui
urin. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan
kelenjar adrenal bila kadar natrium darah
menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi kembali
natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar
dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.
Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur
keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu rendah,
sensor dalam pembulih darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah
menurun. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormone aldosteron, sehingga ginjal
menahan natrium. Kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik, sehingga
ginjal menahan air. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan
sinyal rasa haus, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan tahu sehingga
ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kencing,
sehingga mengurangi volume darah. Jika kadar natrium terlalu rendah,
sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah
menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan
dalam darha. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon aldesteron, sehingga
ginjal menahan natrium. Sementara itu, kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon
antidiuretik, sehingga ginjal menahan air.
Penahanan Natrium dan air menyebabkan
kurangnya pengeluaran air kencing, yang pada akhirnya akan meningkatkan Volume
darah dan tekanan darah kembali ke normal. Sensitivitas seseorang terhadap
kadar natrium dalam darah berbeda-beda. Umumnya, semakin bertambah usia seseorang,
semakin bertambah tingkat sensitivitasnya.
Sebagian besar natrium diserap oleh usus halus dan hanya
sedikit yang diserap oleh lambung. Dari usus, natrium dialirkan oleh darah ke
hati, kemudian ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke darah dalam jumlah
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Regulasi metabolisme natrium oleh ginjal dikontrol oleh
aldesteron, yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Apabila
konsumsi natrium rendah atau kebutuhan tubuh meningkat dan ginjal lebih banyak mentyerap
kembali (reabsorsi) natrium. Hal sebaliknya terjadi jika konsumsi natrium
berlebihan.
À
Mekanisme metabolisme
natrium
Secara fisiologik metabolism natrium dan air
berhubungan dekat. Kandungan natrium tubuh tergantung pada keseimbangan antara
asupan (intake) natrium dari makanan dan ekskresi oleh ginjal. Pada keadaan
sehat, kehilangan natrium melalui selain ginjal (eksternal) dapat diabaikan.
Ekskresi natrium melalui ginjal diatur sama dengan asupan dari makanan. Dalam
waktu 2 sampai 4 hari sesudah asupan natrium dihentikan., ekskresi natrium
lewat ginjal menurun sampai 5 mmol/hari atau kurang. Jika asupan natrium
melalui makanan mendadak tinggi, ekskresi natrium segera meninggi dan dalam
beberapa hari mencapai sama dengan asupannya. Jadi, pada orang normal,
kandungan natrium tubuh tetap konstan walaupun ada variasi yang besar dalam
asupan natrium; dalam kisaran 0 sampai 400 mmol/hari, kandungan natrium total
dalam tubuh bervariasi sekitar 10%.
À
Ekskresi natrium lewat
ginjal
Hal ini diatur oleh pengaruh aneka macam mekanisme. Beban
atau kekurangan natrium cenderung menyebabkan perubahan pada volume darah.
Reseptor yang ada di atria, arteri besar, dan di aparatus
juxtaglomerularis di ginjal berespons
terhadap perubahan tekaknan local yang member tanda pada hubungan
volume/kapasitas sirkulasi sentrat (volume darah efektif). Jika volume darah
efektif menurun, dipacu untuk menjadi retensi natrium, sedang jika ada ekspansi
maka akan memacu aneka macam factor yang memicu natriuresis. Dengan penurunan
volume (garam), aliran darah ginjal menurun, akibat penurunan curah jantung dan
peningkatan aktifitas simpatetik ginjal, yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh arteriola aferen.
Sistem rennin-angiotensin diaktivasi
oleh stimuli autonomic dan oleh penurunan tekanan di aparatus
juxtaglomerularis. Angiotensin II lebih menyebabkan vasokonstriksi arteriola
eferen dan menyebabkan kontraksi sel mesangium glomerulus. Filtrasi glomeruler
cenderung menurun Karena penurunan aliran darah ginjal, penurunan tekanan
kapiler glomerulus akibat kontraksi arteriola aferen, dan penurunan daerah
filtrasi kapiler yang disebabkan oleh kontraksi mesangium. Pada keadaan
penurunan volume yang sedang dan parah factor-faktor ini melampaui efek
konstriksi arteriola eferen akibat angiotensin yang cenderung mempertahankan
filtrasi glomeruler dengan meningkatkan tekanan filtrasi kapiler. Penurunan
filtrasi glomeruler menurunkan filtrasi natrium. Reabsorbsi natrium melalui
tubulus meningkat. Reabsorbsi proksimal dipacu oleh perubahan kekuatan Starling
di sirkulasi peritubuler. Tekanan higraulik di kapiler peritubuler menurun
akibat konstriksi arteriola. Tekanan onkotik meninggi oleh konsentrasi protein
plasma dan peningkatan tekanan fraksi filtrasi (filtrasi glomeruler cenderung
menurun kurang dari aliran darah ginjal). Perubahan-perubahan pada tekanan
hidraulik, onkotik, dan kekuatan Starling memacu reabsorbsi proksimal air dan
natrium. Reabsorbsi proksimal juga dipacu oleh angiotensin II dan oleh serabut
saraf simpatetik yang menginervasi segmen proksimal secara langsung. Reabsorbsi
tubuler bagian distal ditingkatkan oleh aldosteron, yang disekresi pada tingkat
yang meninggi akibat pacuan angiostensin terhadap kelenjar adrenal.
À
Distribusi Natrium
Hampir semua, kecuali 2 sampai 5 % natrium berada di cairan
ekstraselular (kira-kira 40% natrium berada di tulang, tetapi fraksi ini tidak
ikut berperan dalam proses fisiologik, karena itu tidak dibahas lebih lanjut).
Komposisi elektrolit dalam plasma dan cairan inenstisial sedikit berbeda karena
adanya efek Gibbs-Donnan dari anion protein plasma, yang meningkatkan
konsentrasi kation dan menurunkan konsentrasi anion dengan beberapa persen
relatif terhadap cairan interstisial. Untuk kepentingan praktis, komposisi
dalam plasma dapat dianggap mewakili seluruh kompartemen ekstraseluler. Volume
ekstraseluler total kira-kira 20% berat badan. Dari ini, 5% mewakili volume
plasma dan 15% cairan interstisial. Jadi, pada orang dengan berat badan 70 kg
dengan konsentrasi natrium plasma 140 mmol/L, maka natrium ekstraseluler
kira-kira sama dengan 2000 mmol. Volume cairan intraseluler kira-kira 2 kali
cairan ekstraseluler, jadi kira-kira sama dengan 40% dari berat badan.
Akan tetapi, karena konsentrasi
natrium intraseluler kurang dari 5 mmol/L, maka kadar natrium intraseluler
total kira-kira 100 sampai 150 mmol. Distribusi natrium yang berbeda yang
dibatasi sel membrane dipertahankan dengan penggunaan energy yang berasal dari
metabolism sel, yang diperlukan untuk selalu memompa natrium keluar sel
menentang perbedaan elektrokimianya. Semua elektrolit untama terdapat pada
keadaan distribusi yang asimetris yang dibatasi oleh sel membran. Elektrolit
utama dari cairan ekstraseluler adalah natrium, klorida dan bikarbonat.
Elektrolit-elektrolit utama dari cairan intraseluler adalah kalium, magnesium,
kalsium dan anion organic, termasuk protein.
Karena
garam natrium berperan dalam lebih dari 90% osmolalitas total cairan
ekstraseluler, variasi dalam konsentrasi natrium plasma hampir selalu
menggambarakan perubahan yang sama dalam osmolalitas plasma. Perkecualian
akibat akumulasi zat terlarut (solute) lainnya dalam plasma. Walaupun komposisi
elektrolit cairan ekstraseluler dan intraseluler berbeda nyata, mereka selalu
berada dalam keseimbangan osmotik, karena air dapat bergerak dengan cepat
mellalui membrane sel untuk menghilangkan perbedaan osmotik. Karena itu,
walaupun natrium lebih banyak di cairan ekstraseluler, natrium dalam plasma
merupakan indeks tidak hanya proporsi relative air dan natrium di dalam
kompartemen tersebut, tetapi juga dalam kaitannya dengan zat terlarut dalam
tubuh total dan air tubuh seluruhnya. Salah satu contoh adalah pergeseran
natrium cairan ekstraseluler ke intraseluler tanpa adanya perubahan zat
terlarut total. Pergeseran natrium ke dalam sel tidak akan menyebabkan
hiponatremia, karena air akan berpindah ke dalam sel dengan natrium. Di pihak
lain, penurunan primer konsentrasi zat terlarut yang aktif secara osmotik akan
menurunkan zat terlarut tubuh secara keseluruhan, walaupun tidak ada perubahan
dalam natrium atau air tubuh total, hiponatremia akan timbul karena adanya
perpindahan air intraseluler ke kompartemen ekstraseluler.
C. Fungsi Natrium
1.
Menjaga
keseimbangan cairan dalam tubuh (ekstrasel). Na yang mengatur tekanan
osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel. Bila
jumlah Na di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke
dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya
pembengkakan dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila
seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan Na dalam
sel. Cairan ekstraselular akan menurun.
Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah.
2.
Menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
3.
Melalui
asosiasinya dengan klorida (CL) dan bikarbonat. Na terlibat dalam pengaturan
keseimbangan asam-basa, sehingga cairan tubuh berada pada kisaran Ph netral
untuk mendukung metabolisme tubuh.
4.
Berperan
dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf. Berperan dalam transmisi saraf yang
menghasilkan terjadinya kontaksi otot.
5.
Berperan
sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus.
6.
Unsur
natrium sangat penting untuk penyerapan glukosa didalam ginjal dan usus, serta
untuk pengangkutan zat – zat gizi lain melewati membran sel.
7.
Salah
satu perannya yang paling esensial adalah untuk menjaga keseimbangan osmotik
atau keseimbangan osmotik atau keseimbangan aliran cairan di dalam tubuh.
8.
Bersama-sama
dengan kalium, natrium juga mempunyai peran untuk menjaga fungsi dan kerja otot
jantung, serta mencegah penyakit-penyakit berbahaya seperti ganbgguan saraf,
bagi ibu hamil, natrium berperan meningkatkan kerja jantung, memompa darah agar
dapat memenuhi kebutuhan sang ibu dan janin.
D.
Sumber
Makanan yang Mengandung Natrium
Sodium atau natrium ini bukan cuma terdapat pada garam tapi
juga makanan-makanan olahan lain, termasuk juga saus sambal dan kecap. Berikut
adalah jumlah natrium yang terdapat dalam makanan sehari-hari.
1.
Sebungkus
keripik kentang 270 mg
2.
Kentang
goreng ukuran besar 350 mg
3.
Seporsi
mi ayam 558 mg
4.
Satu
potong sosis 750 mg
5.
Dada
ayam goreng tepung 1080 mg
6.
Seporsi
mi bakso 1518 mg
7.
Mi
instan antara 1100 mg – 2400 mg
8.
Beef
burger 551 mg
9.
sepotong
ikan asin 757 mg
10.
seporsi sop
buntut 979 mg
11.
1
sdm saus tomat 167 mg
12.
sepotong
ampela goreng 490 mg
13.
sepotong
donat 269 mg
14.
1
sdm saus sambal 255 mg
15.
1
sdm kecap manis 698 mg
16.
1
sdm kecap asin 914 mg
No
|
Nama Bahan Makanan
|
Kadar Natrium (mg)
|
1
|
Garam
|
38.758
|
2
|
Builon
blok
|
5.000
|
3
|
Kecap
|
4.000
|
4
|
Saus
Tomat
|
2.100
|
5
|
Keju
|
1.250
|
6
|
Ham/Daging
kornet
|
1.250
|
7
|
Sosis
|
1.000
|
8
|
Mentega/Margarin
|
987
|
9
|
Kraker Asin
|
710
|
10
|
Roti
Bakar
|
700
|
E. Perkiraan Kebutuhan Natrium
Garam dapur sebagai salah satu sumber utama natrium, selalu
ada pada makanan yang kita santap. Tubuh memang butuh natrium, tetapi bila
berlebihan akan menjadi salah satu penyebab hipertensi.
Natrium atau sodium merupakan salah satu mineral penting bagi
tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh sekitar 2 persen dari total mineral. Tubuh
orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa natrium klorida (NaCl) yang
setara dengan 100 gram unsur natrium. Kadar natrium normal pada serum 310-340
mg/dL.
Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh
ilmuwan yang bergerak di bidang gizi dan kesehatan. Kita memerlukan
minimum 200-500 miligram natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam
darah tetap normal, yaitu 0,9 persen dari volume darah di dalam tubuh.
Sedang National Research Council of The National Academy of
Sciences merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg.
Jumlah tersebut setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang
yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300
mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu
sendok teh garam dapur.
Berikut
ini ada beberapa cara mudah untuk mengurangi natrium dalam makanan :
1.
Makanlah
lebih banyak makanan segar daripada makanan yang sudah diproses. Makanan segar
mengandung lebih sedikit natrium dibanding makanan yang sudah diproses.
2.
Pilihlah
produk rendah natrium. Makanan yang sudah diproses biasanya mengandung natrium
tinggi, seperti, sup, kaldu, sayuran dalam kaleng, dan saus. Namun,
makanan-makanan proses ini ada yang diproduksi dengan rendah natrium.
3.
Bacalah
label. Bacalah label makanan sebelum membeli atau memakannya. Pada label
tercantum jumlah natrium yang terkandung dalam makanan tersebut.
4.
Jangan
menambahkan garam ke makanan. Jika makanan terasa hambar, tambahkan bumbu lain,
seperti jeruk lemon, lada, atau bumbu-bumbu lain.
5.
Batasi
pemakaian saus. Saus selada, saus tomat, mustard, dan lainnya itu mengandung
natrium. Demikian juga acar dan buah zaitun.
6.
Bilaslah
makanan dalam kaleng. Dengan membilas sayuran dan daging dalam kaleng akan
mengurangi natrium kira-kira sampai sepertiganya.
Sebelum mencoba pengganti garam, tanyakan kepada dokter
terlebih dahulu. Soalnya beberapa pengganti garam atau garam lite juga
mengandung campuran natrium klorida (NaCl/garam) serta campuran lain. Karena
untuk mendapatkan rasa asin yang sama, Anda akan meningkatkan penggunaan garam
pengganti lebih banyak lagi sehingga akhirnya usaha mengurangi natrium menjadi
sia-sia saja.
Di Jepang, konsumsi garam dapur sangat
luar biasa, yaitu sekitar 25-35 gram/hari. Padahal, menurut ahli gizi, orang
dewasa idealnya makan garam 6 gram sehari dan anak – anak hanya 3 gram per
hari. Tingginya konsumsi garam di Jepang karena sebagian besar makanan berasal
dari hewan laut, yang menyebabkan 84 % pria dewasa di jepang dipastikan
menderita hipertensi. Di Indonesia seiring dengan meningkatnya dominasi pola
makan ala barat, hipertensi kian menjadi masalah.
Ketentuan
Klaim Tentang Natrium Di Dalam Bahan Pangan
Klaim
|
Persyaratan
|
Bebas natrium (Sodium Free)
|
Kadar na kurang dari 5 mg per saji
|
Sangat
rendah natrium (very low sodium)
|
Kadar Na 35 mg atau kurang per saji
|
Rendah Natrium (Low Sodium)
|
Kadar Na 140 mg atau kurang per saji
|
Kurang
natrium (reduced or less sodium)
|
Sedikitnya
mengandung 25 persen lebih rendah dari jumlah Na yang biasa terdapat dalam
produk pangan
|
Sedikit mengandung natrium (light in sodium)
|
Sedikitnya mengandung 50 % lebih rendah dari jumlah Na
yang biasa terdapat dalam produk pangan
|
Bebas garam (salt free)
|
Kadar Na kurang dari 5 mg per saji
|
Makanan rendah Natrium (Low Sodium Meal)
|
Kadar Na 140 mg atau kurang per 100 gr
|
Tidak
digarami (Unsalted or no added)
|
Selama pengolahan
tidak ditambahkan garam, tetapi tidak berarti bebas Na karena masih
mengundang Na yang secara alami terdapat dalam bahan panga
|
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmed, M.M.M., I.M.T. Fadlalla, and M.E.S. Barri. 2002. Tropical
Animal. Health and Prod. 34(1): 75−80.
Baker, D.H., J. Odle, M.A. Frank, and T.M. Wieland. 1991.
Bioavailability of copper incupri oxide and in a copper-lysine complex. Poult.
Sci. 70: 177−178.
Beard, J.L., H. Dawson, and D.J. Pinero. 1996. Iron metabolism:
a comprehensive review. Nutr. Rev. 54(10): 295−317.
Ewing, G.W. 1990. Analytical Instrumentation Handbook, 1st
Edition, Marcel Dekker Inc., New York.
Fraker, P.J., M.E. Gershwin, R.A. Good, and P. Ananda. 1986.
Interrelationships between zinc and immune function. Fed. Proc. 45: 1.474.
Graham, T.W. 1991. Trace element deficiencies in cattle. Vet.
Clin. N. Am.: Food Anim. Pract. 7: 153−215.
Happyluke.com and our community - Thtobet.com
BalasHapusJoin the fun at LuckyLucke.com, the home fun88 soikeotot of free sports betting tips, happyluke covering Football, Horse betway Racing, Accumulators and all other sports.